Rabu, 23 April 2014

IDK 1 (Ilmu Dasar Keperawatan 1) : Anatomi dan Fisiologi Kulit

BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Dalam dunia farmasi, kulit merupakan salah satu hal yang penting untuk dipelajari, karena banyak hubungan antara anatomi kulit dengan bidang-bidang kesehatan. Dengan mempelajari anatomi kulit, kita dapat membedakan obat yang bekerja di oral, dalam, dan luar (topical), serta membantu pekerjaan dalam bidang forensik dalam mengidentifikasi manusia dengan manusia yang lain, karena pada kulit manusia terdapat susunan DNA yang berbeda antara satu manusia dengan yang lainnya.
Kulit merupakan organ terbesar dalam tubuh, luasnya sekitar 2 m2. Ketebalan pada setiap bagian tubuh berbeda-beda (0,5-5 mm) dan rata-rata ketebalanNYA 1-2 mm. Kulit terdiri dari lapisan Epidermis di bagian luar yang merupakan lapisan jaringan epitel dan lapisan dermis di bagian bawahnya yang merupakan lapisan jaringan ikat. Di bawah jaringan dermis terdapat jaringan hipodermis atau subkutis.

B.      Tujuan Penulisan
Makalah ini disusun dengan tujuan untuk memberikan penjelasan yang lebih mendalam mengenai anatomi kulit. 








BAB II
PEMBAHASAN
 A.    Pengertian
Kulit atau integumen merupakan salah satu organik terbesar dari tubuh dimana kilit membentuk 15% dari berat badan keseluruhan. Kulit mempunyai regenarasi yang besar, misalnya jika kulit terluka, maka sel-sel dalam dermis melawan infeksi lokal kapiler dan jaringan ikat akan mengalami regenerasi epitel yang tumbuh dari tepi luka menutupi jaringan ikat yang beregenerasi sehingga terbentuk jaringan parut yang pada mulanya berwarna kemerahan karena meningkatnya jumlah kapiler dan akhirnya berubah menjadi serabut kolagen keputihan yang terlibat melalui epitel.
Kulit adalah lapisan jaringan yang terdapat pada bagian luar menutupi dan melindungi permukaan tubuh, berhubungan dengan selaput lendir yang melapisi rongga-rongga, lubang-lubang masuk. Pada permukaan kulit bermuara kelenjar keringat dan kelenjar mukosa.
 B.     Lapisan kulit
  1. Epidermis
Epidermis merupakan lapisan terluar, sebagian besar terdiri dari epitel skuamosa yang bertingkat mengalami keratinisasi yang tidak memiliki pembuluh darah. Sel-sel yang menyusun epidermis secara terus menerus terbentuk dari lapisan germinal dalam epthelium koloumnar. Pigmentasi dari kulit sebagian besar karena melanin ( suatu pigmen yang berwarna hitam, pada lapisan terdalam epidermis), pigmentasi ini sebagian besar dikontrol oleh hormon adrenalin dan pitiutari.
Epidermis tersusun atas epitelium berlapis dan terdiri atas sejumlah lapisan sel yang disusun atas dua lapis yang jelas tampak : selapis lapisan tanduk dan selapis zona germinalis. Bagian-bagian epidermis dapat dilihat dengan mikroskopis. Lapisan epidermal adalah lapisan tanduk terletak paling luar, dan tersusun atas beberapa lapisan sel yang membentuk epidermis, yaitu :
  • Stratum korneum
Selnya sudah mati, tidak mempunyai inti sel, inti selnya sudah mati dan protoplasmanya diubah menjadi zat keratin. Selnya tipis, datar,seperti sisik dan terus-menerus dilepaskan.
  • Stratum lucidum
Selnya mempunyai batas tegas tetapi tidak ada intinya. Selnya pipih, bedanya dengan stratum granulosum ialah sel-sel sudah banyak kehilangan inti dan butir-butir sel  telah menjadi jernih sekali dan tembus sinar. Protoplasmanya telah diubah menjadi protein yang disebut eleidin.
Lapisan ini hanya terdapat pada telapak tangan dan kaki. Dalam lapisan terlihat seperti suatu pita yang bening, batas-batas  sel sudah tidak begitu terlihat disebut stratum lusidum.
  • Stratum granulosum
Stratum ini terdiri dari sel-sel pipih seperti kumparan,sel-sel tersebut terdapat hanya 2-3 lapisan yang sejajar dengan permukaam kulit. Dalam sitoplasma terdapat butir-butir yang disebut keratohialin yang merupakan fase dalam pembentukan keratin oleh karena banyaknya butir-butir stratum granulosum.
  • Startum spinosum
Lapisan ini merupakan lapisan yang paling tebal dan dapat mencapai 0,2mm terdiri dari 5-8 lapisan. Sel-selnya disebut spinosum karena jika kita lihat dibaeah mikroskop bahwa sel-selnya terdiri dari sel yang bentuknya poligenal/banyak sudut dan mempunyai tanduk (spina). Disebut akantosum sebab sel-selnya berduri. Ternyata spina atau tanduk tersebut ada hubungan antara sel yang lain yang disebut intercelulair bridges atau jembatan interselular.
  • Stratum basale/germinativum
Disebut stratum basal karena sel-selnya terletak dibagian basal/basis, stratum germinativum menggantikan sel-sel yang di atasnya dan merupakan sel-sel induk.
Bentuknya silindris (tabung) dengan inti yang lonjong. Di dalamnya terdapat butir-butir halus disebut butir melanin warna. Sel tersebut disusun sepertiu pagar (palisade) dibagian bawah sel tersebut terdapat suatu membran disebut membran basalis, sel-sel basalis dengan membran basalis merupakan batas terbawah dari pada epidermis dengan dermis. Ternyata batas ini tidak datar tapi bergelombangan, pada waktu kerium menonjol pada epidermis tonjolan ini disebut papila kori (papila kulit).  Dipihak lain epidermis menonjol kearah korium, tonjolan ini  disebut Rete Ridges atau Rete Pegg = prosessus inter papiilaris.
      2. Dermis
Dermis merupakan lapisan kedua dari kulit, batas dengan epidermis dilapisi oleh membran basalis dan di sebelah bawah berbetasan dengan subkutis tapi batas ini tidak jelas hanya kita ambil sebagai patokan ialah mulainya terdapat sel lemak. Dermis tersusun atas jaringan  fibrus dan jaringan ikat yang elastik. Pada permukaan dermis tersusun papil-papil kecil yang berisi ranting-rantring pembuluh kapiler.  
Ujung akhir saraf sensoris, yaitu puting peraba, terletak di  sebelah dalam dermis. Kelenjar keringat yang berbentuk tabung  berbelit-belit dan yang banyak jumlahnya, tterletak di sebelah dalam dermis, dan salurannya yang keluar melalui dermis ddan epidermis, bermuara diatas permukaan kulit di dalam lekukan halus yang disebut pori. Ada beberapa kelenjar keringat yang berubah sifat yang dapat dijumpai di kulit di sebelah dalam telinga, yaitu kelenjar serumen.
Dermis terdiri dari 2 lapisan :
  1. Bagian atas, pars papilaris (stratum papilar).
Menonjol ke epidermis, terdiri dari serabut saraf, dan pembuluh darah yang memberi nutrisi pada epidermis di
    2.  Bagian bawah, retikularis (stratum retikularis).
Menonjol ke arah subkutan, serabut penunjangnya yaitu serabut kolagen dan serabut elastis. Serabut kolagen tugasnya memberikan kekuatan pada kulit, dan serabut elastis tugasnya memberikan kelenturan pada kulit dan memberi kekuatan pada alt di sekitar kelenjar dan folikel rambut.
Batas antara pars papilaris dengan pars retikularis adalah bagian bawahnya sampai ke subkutis. Baik pars papilaris maupun pars retikularis terdiri dari jaringan ikat longgar yang tersusun darri serabut-serabut; serabut kolagen, serabut elastis dan serabut retikulus. Serabut ini saling beranyam adn masingg-masing mempunyai tugas yang berbeda. Serabut kolagen, untuk memberikan kekuatan kepada kulit. Serabut elastis, memberikan kelenturan pada kulit. Retikulus, terdapat terutama kelenjar dan folikel rambut dan memberikan kekuatan pada alat tersebut.
    3.  Hypodermis (Subkutis)
Subkutis terdiri dari kumpulan-kumpulan sel-sel lemak dan di antara gerombolan ini berjalan serabut-serabut jaringan ikat dermis. Sel-sel lemak ini bentuknya bulat dengan intinyya terletak dipinggir, sehingga membentuk seperti cincin.
Lapisan lemak ini disebut penikulus adiposus, yang tebalnya tidak sama tiap-tiap tempat dan juga pembagian antara laki-laki dan perempuan tidak sama (berlainan).
Guna penikulus adiposus adalah sebagai shok breker =  pegas, bila tekanan trauma mekanis yang menimpa pada  kulit, isolator panas atau untukmempertahankan suhu, penimbunan kalori, dan tambahan untuk kecantikan. Dibawah subkutis terdapat selaput otot kemudian terdapat otot.
C. Pembuluh Darah Dan Saraf
  1. Pembuluh Darah
Pembuluh darah kulit  terdiri dari 2 anyaman pembuluh darah nadi yaitu : 
Anyaman pembuluh nadi kulit atas atau luar. Anyaman ini terdapat antara stratum papilaris dan stratum retikularis, dari anyaman ini berjalan arteriole pada tiap-tiap papilla kori.
Anyaman pembuluh darah nadi kulit bawah atau dalam. Anyaman ini terdapat antara korium dan subkutis, anyaman ini memberikan cabang-cabang pembuluh nadi  kealat-alat tambahan yang terdapat di korium.
Dalam hal ini percabangan juga membentuk anyaman pembuluh nadi yang terdapat pada lapisan subkutis.cabang-cabang ini kemudian akan menjadi pembuluh darah balik/vena yang juga akan membentuk anyaman, yaitu anyaman pembuluh darahbalikyang kedalam. Peredaran darah dalam kulit adalah penting sekali oleh karena diperkirakan 1/5 dari darah beredar melalui kulit. Disamping itu pembuluh darah pada kulit sangat cepat menyempit/melebaroleh pengaruh atau rangsangan panas, dingin, tekanan sakit, nyeri dan emosi, penyempitan dan pelebaran ini terjadisecara reflek.
   2.  Susunan Saraf Kulit
Kulit juga seperti organ lain terdapat cabang-cabang saraf spinal dan permukaan yang terdiri dari saraf-saraf motorik dan saraf sensorik. Ujung saraf motorik berguna untuk menggerakan sel-sel otot yang terdapat pada kulit, sedangkan saraf sensorik berguna untuk menerima ransangan yang terdapat dari luar atau kulit. Pada kulit ujung-ujung saraf sensorik ini membentuk bermacam-macam kegiatan untuk menerima rangsangan.
Ujung-ujung saraf yang bebas untuk menerima rangsangan sakit/nyeri banyak terdapat epidermis, disini ujung-ujung sarafnya mempunyai bentuk yang khas yang sudah merupakan suatu organ.
D. Pelengkap Kulit
  1. Rambut
            Sel epidermis yang berubah, rambut tumbuh  dari folikel rambut di dalam epidermis, folikel rambut dibatasi oleh epidermis sebelah atas dasarnya terdapat papil tempat rambut tumbuh, akar berada di dalam folikel pada ujung paling dalam dan bagian sebelah luar  disebut batang rambut,pada folikel rambut terdapat otot polos kecil sebagai penegak rambut.
Rambut terdiri dari;
  1. Rambut panjang di kepala, pubis dan jenggot.
  2. Rambut pendek di lubang hidung, liang telinga dan alis.
  3. Rambut bulu lanugo diseluruh tubuh.
  4. Rambut seksual di pubis dan aksila (ketiak)
      Warna kulit dipengaruhi  oleh pembuluh darah pada kulit, banyak sedikitnya lemak,dan pigmen kulit yang disebut melanin. Banyak sedikitnya melanin dipengaruhi oleh:
  • Rasa atau suku bangsa
  • Hormon
  • Pengaruh sinar ultra violet dan infra merah
    2.  KUKU
Kuku adalah sel epidermis kulit-kulityang telah berubah tertanam dalam palung kuku menurut garis lekukan pada kulit. Palung kuku mendapatkan persyarafan dan pembuluh darah yang banyak. Bagian proksimal terletak dalam lipatan kulit merupakan awal kuku tumbuh, badan kuku, bagian yang tidak ditutupi kulit dengan kuat terikat dalam palung kulit dan bagian atas merupakan bagian yang bebas.
Bagian dari kuku, terdiri dari:
  1. Nail root (akar kuku), merupakan bagian kuku yang tertanam dalam kulit jari.
  2. Nail plate (badan kuku), merupakan bagian kuku yang terbuka bebas.
  3. Nail groove (alu kuku), merupakan sisi kuku yang mencekung membentuk alur kuku.
  4. Eponikium, merupakan kulit tipis yang menutup kuku dari bagian proksimal.
  5. Hiponikium, merupakan kulit yang ditutup bagian kuku yang bebas
  3. Kelenjar Kulit
Kelenjar kulit mempunyai lobulus yang bergulung-gulung dengan saluran keluar lurus merupakan jalan untuk mengeluarkan berbagai zat dari badan (kelenjar keringat)
  • Regenerasi kulit pada proses ketuaan.
              Kulit mempunyai daya regenerasi yang besar, stelah kulit terluka, sel-sel dalam sermis melawan infeksi local kapiler dan jaringan ikat akan mengalami regenerasi epitel yang tumbuh dari tepi luka menutupi jaringan ikat yang bergenerasi sehingg terbentuk jaringan parut pada mulanya berwarna kemerahan karena meningkatnya jumlah kapiler, akhirnya berubah menjadi serabut kolagenkeputihan yang terlihat melalui epitel.
  • Manifestasi  ketuaan kulit
       Lapisan kulit menjadi lebih tipis sehubungan dengan perubahandalam komposisi kimiazat dasar jaringan ikat, maka penyebab kekurangan cairan dimana hilangnya elastisitas pada serat-serat elastic dermis dan subkutis akibat lipatan kulit yang ditimbulkan dengan menarik jaringan dibawahnya, lambat laun menghilang dan akan timbul bintik pigmentasi yang tidak beraturan.
   4. Kelenjar sebasea
       Kelenjar tulang menghasilkan kelenjar sebasea, kelenjar ini terdapa t dari: badan kelenjar, saluran kelenjar, dan muara kelenjar. Kelenjar sebasea berasal dari rambut yang bermuara pada saluran folikel rambut untuk melumasi rambut dan kulit yang berdekatan. Kelenjar ini paling banyak terdapat pada kepala dan muka sekitar hidung, mulut dan telinga. Kelenjar sebasea mengeluarkan sebum, yaitu campuran lemak, zat lilin, minyak dan pecahan-pecahan sel yang befungsi sebagai emoliens atau pelembut kulit. Zat ini juga memiliki aktifitas bakterisida. Kelenjar sebasea dapat terinfeksi sehingga menyebabkan furunkel (bisul).
       Kelenjar kantumgnya dalam kulit bentuknya seperti botol dan bermuara dalam folikel rambut, paling banyak terdapat pada kepala dan muka sekitar hidung, mult dan telinga, tidak terdapat pada telapak kaki dan telapak tangan.
Ada 2 kelenjar yang terdapat pada kulit;
  1. Kelenjar keringat menghasilkan kelenjar sodurivera
  2. Kelenjar tulang menghasilkan kelenjar sebasea. Kelenjar terdiri dari : badan kelenjar, saluran keringat, dan muara keringat.
  5.  Kelenjar Keringat
       Kelenjar keringat adalah tube tunggal yang bergulung dan terletak pada jaringan subkutan yang menghasilkan kelenjar sudorivera. Sekresi aktif dari kelenjar keringat di bawah pngendalian saraf simpatis. Keringat berisi air dan sedikit garam, melalui difusi secara sederhana ± 500 cc/hari. Kelenjar keringat merupakan alat utama untuk mengendalikan suhu tubuh, berkurang pada waktu iklim dingin dan meningkat pada suhu panas.
E. Fungsi Kulit
  • Kulit sebagai organ pengatur panas
Suhu tubuh sessorang adalah tetap, meskipun terjadi perubahan suhu lingkungan. Hal itu dipertahankan kerena penyesuaian antara panas yang hilang dan panas yang dihasilkan, yang diatur oleh pusat pengatur panas. Pusat ini segera menyadari bila ada perubahan pada panas tubuh, karena suhu darah yang mengalir melalui medulla oblongata. Suhu normal (sebelah dalam) tubuh. Yaitu suhu visera dan otak ialah 36ºC sampai 37.5ºC. Suhu kulit sedikit lebih rendah.
Persyarafan vaso-motorik mengendalikan arteriol kutan dengan cara, yaitu vaso-dilatasi dan vaso-konstriksi. Pada vaso-dilatasi arteriol memekar, kulit menjadi lebih panas, dan kelebihan panas cepat terpancar dan hilang, dan juga hilang karena kelenjar keringat bertambah aktif dank arena itu terjadi penguapan cairan dari permukaan tubuh. Pada vaso-konstriksi, pembuluh darah dalam keadaan mengerut, kulit menjadi pucat dan dingin, keringat hampir dihentikan dan hilangnya panas dibatasi. Dengan pengendalian ini, pelepasan panas ditambah atau dikurangi sesuai dengan kebutuhan tubuh. Kulit adalah organ utama yang berurusan dengan pelepasan panas dari tubuh. Banyak panas juga hilang melalui paru-paru, dan sebagian kecil melalui feses dan urine.
Panas dilepas kulit dengan berbagai cara :
  • Dengan penguapan, jumlah keringat yang dibuat tergantung dari banyaknya darah yang mengalir melalui pembuluh dalam kulit.
  • Dengan pemancaran, penas dilepas pada udara sekitarnya.
  • Dengan konduksi, panas dialihkan ke benda yang disentuh, seperti pakaian.
  • Dengan konveksi (pengaliran), karena mengalirnya udara yang telah panas, maka udara yang menyentuh permukaan tubuh diganti dengan udara yang lebih dingin.

Keringat adalah sekresi aktif dari kelenjar keringat dibawah pengendalian saraf simpatis. Keringat terutama berisi larutan garam dengan konsentrasi kira-kira 1/3 dari yang ada dalam plasma. Hal ini hendaknya dibedakan dengan perspirasi atau pelepasan air dengan tak terasa yang hanya berupa difusi air secara sederhana melalui kulit. Dengan perspirasi hilang kira-kira 500 ccm air setiap hari. Banyaknya  keringat berkisar dari 0 sampai 2.000 ccm setiap hari, tergantung dari kebutuhan tubuh akan pengaturan suhu. Kelenjar keringat adalah alat utama untuk merendahkan suhu tubuh. Berbagai jumlah airdapat dilepaskan, kira-kira setengah liter sehari pada iklim sedang, kurang pada iklim sedang danlebih pada iklim yang panas. Suhu lingkungan yang lebih tinggi dari suhu tubuh dapat dirasakan cukup nyaman bila udara kering; tetapi kelembaban dapat menyebabkan rasa sangat tidak enak karena mengahalangi hilangnya suhu tubuh melalui penguapan.
  • Kulit sebagai Indera Peraba
Rasa sentuhan yang disebabkan ole rangsanganpada ujung saraf di dalam kulit, berbeda-beda menurut ujung saraf yang dirangsang. Perasaan panas, dingin, sakit, semua ini perasaan yang berlainan. Di dalam kulit terdapat tempat-tempat tertentu, yaitu tempat perabaan; beberapa sensitive (peka) terhadap dingin, beberapa terhadap panas, dan lain lagi terhadap sakit.
              Panca indera peraba terdapat pada kulit di samping itu kulit juga sebagai pelepas panas yang ada pada tubuh, kulit menutupi dan berhubungan dengan selaput lendir yang melapisi rongga-rongga dan lubang-lubang. Kulit mempunyai banyak ujung-ujung saraf peraba yang menerima ransangan dari luar diteruskan ke pusat saraf di otak.
            Sensasi kulit terdiri dari rasa,raba, tekanan, panas, dingin dan rasa sakit. Reseptor-reseptor tersebar luas pada lapisan epitel dan jaringan ikat tubuh manusia. Reseptor masing-masing berbeda-beda, yang terbanyak adalah rasa sakit, kemudian sensasi raba, dingin dan panas. Reseptor yang terletak di lapisan epitel, ditemukan pada mukosa mulut dan traktus respiratorius untuk rasa raba dan rasa sakit, dan jaringan epitel gepeng berlapis-lapis pada bagian akar rambut. 
            Reseptor yang terletak pada jaringan ikat sangat banyak terletak pada kulit dibawah lapisan mukosa disekitar sendi, pleura, endokardium, peritoneum, dan lain-lain. Rasa sentuhan yang disebabkan oleh rangsangan pada ujung saraf didalam kulit berbeda-beda menurut ujung sraf yang dirangsang panas, dingin, sakit, semua perasaan ini berlebihan.
Didalam kulit terdapat tempat-tempat tertentu yaitu tempat perabaan sensitive terhadap dingin dan sakit. Perasaan yang disebabkan tekanan yang sangat dalam dan rasa yang memungkinkan seseorang menentukan dan menilai berat suatu benda timbul pad struktur lebih dalam misalnya pada otot dan sendi.
  • Kulit sebagai tempat penyimpanan air
Kulit dan jaringan dibawahnya bekerja sebagai tempat penyimpanan air, jaringan adipose dibawah kulit penyimpanan lemak yang utam pada tubuh.
  • Kemampuan melindungi kulit
  1. Menghindari hilangnya cairan dari jaringan dan menghindari masuknya air ke dalam jaringan.
  2. Menghalangi cedera pada struktur dibawahnya.
  3. Mencegah bahaya dehidrasi yang lebih parah kalau epidermis  mengalami kerusakan.
  • Sebagai Alat Absorpsi
Kulit dapat mengabsorpsi sinar Ultraviolet yang bereaksi prekusor vitamin D yng penting bagi pertumbuhan dan perkembangan tulang. Selain itu kulit juga mengabsorpsiobat-obatan tertentu yang digunakan sebagai salep.
  • Sebagai Ekskresi
Zat berlemak, air dan ion-ion seperti NA diekskresi melalui kulit, karena pada kulit terdapat kelenjar keringat (kelenjar sudorifera) yang treletak di lapisan dermis yang mengeluarkan 5-10% dari seluruh sisa metabolisme.
  Fungsi lainnya;
  1. Melindungi tubuh terhadap luka, mekanis, kimia dan termis karena epitelnya dengan bantuan secret kelenjar memberikan perlindungan terhadap kulit.
  2. Perlindungan terhadap mikroorganisme pathogen.
  3. Mempertahankan suhu tubuh dengan pertolongan sirkulasi darah.
  4. Mengatur keseimbangan cairan melalui sirkulasi kelenjar.
  5. Alat indera melalui persarafan sensorik dan tekanan temperature dan nyeri.
  6. Sebagai alat rangsangan rasa yang datang dari luar yang dibawa oleh sraf sensorik dan motorik ke otak.
  1. Catatan Klinik
Kulit sangat erat hubungannya dengan keadaan emosional seseorang, apabila seseorang dalam keadaan marah atau gembira terlihat wajahnya kemerahan dan akan terlihat pusat pena berkeringat dingin bila dalam ketakutan. Penyakit kulit atau gangguan pada kulit dapat di sebabkan mikroorganisme yang dapat menimbulkan infeksi sepert impetigo; disebabkan vitus seperti kurap dan “athlete’ foot” (kutu air); parasit hewani seperti scabies dan pedikulosis.
Banyak bentuk dermatitis atau eksema (peradangan kulit) disebabkan elergi terhadap beberapa jenis makanan, obat-obatan, atau bahan kimia yang digunakan atau dipegang seperti bedak, krim, minyak-minyakan, minyak tanah, deterjen dan sebagainya. Banyak yang disertai eritema (kemerah-merahan) atau urtikaria (bentul-bentul). Keadaan ini sering menimbulkan sangat gatal.
Urtikaria dapat timbul karena sentuhan setempat dengan bahan yang merangsang, seperti sengatan tawon atau duri tanaman. Juga dapat timbul secara terbatas pada orang yang peka terhadap benda-benda yang disentuhnya, seperti bubuk  untuk memcuci atau kosmetik, juga sering karena makan suatu makanan yang menimbulkan alergi padanya.




BAB III
PENUTUP
  1. Kesimpulan
Tubuh manusia terdiri dari triliunan sel yang membentuk jaringan kemudian bersatu menjadi suatu organ dan gabungan dari setiap organ menjadi sistem organ dan terbentuklah suatu organisme termasuk manusia. Dari bagian-bagian setiap sistem itu memiliki tugas dan fungsi masing-masing. Sistem integumen merupkan susunan organ tubuh mnusia terluar yang berfungsi sebagai perlindungan utama dari benda asing atau sinar ultraviolet. Kulit memiliki 2 jenis kelenjar keringat; kelenjar keringat apokrin dan merokrin. Kedua jenis kelenjar ini tersusun atas sel mioepitel (dari bahasa latin; myo “otot”), sel epitel khusus yang terletak antara sel kelenjar dan lamina basalis di bawahnya.
Kontraksi mioepitel memeras kelenjar dan melepaskan sekret yang menumpuk. Aktivitas sekretorik sel kelenjar dan kontraksi sel mioepitel dikendalikan oleh sisitem saraf otonom dan hormon yng bredar dalam tubuh. Di samping itu serumen, ysng memproduksi kotoran telinga, dan kelenjar susu, sering dianggap sebagai modifikasi kelenjar keringat. Selain menjadi sumber tenaga pda kehidupan, glukosa juga berupaya menjadi sumber tenaga pada mesin. Satu kajian telah dilakukan untuk menukarkan pada bahan bakar hydrogen fuel cell. Walaupun masih dalam kajian, telah terbukti glukosa mampu menghasilkan sumber tenaga pada mesin juga. Glukosa juga memainkan peranan yang sangat penting dan penggunaannya sangat luas.
  1. Saran
Dalam makalah ini diharapakn para pembaca memahami fungsi dan pentingnya kulit. Maka dari itu, penyusun menyarankan agar menjaga kulit mengingat peranan penting yang diperankan oleh kulit.

DAFTAR PUSTAKA

Pearce, Evelyn. 2006. Anatomi dan Fisiologis untuk Paramedis. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Syarifudin. 1997Anatomi Fisiologi untuk Siswa Perawat. Ed.2. Jakarta. EGC.
Potter, Patrisia A.2005. Buku Fundamental Keperawatan: konser, proses, dan praktik. Ed. 4. Jakarta. EGC.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar