BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tenaga keperawatan secara keseluruhan jumlahnya
mendominasi tenaga kesehatan yang ada, dimana keperawatan memberikan
konstribusi yang unik terhadap bentuk pelayanan kesehatan. Keperawatan sebagai
suatu profesi menekankan kepada bentuk pelayanan professional yang sesuai
dengan standart dengan memperhatikan kaidah etik dan moral sehingga pelayanan
yang diberikan dapat diterima oleh masyarakat dengan baik.
Dengan adanya
teori keperawatan,membantu para perawat untuk memahami berbagai jenis
pengetahuan dalam penyelesaian dan pelanan keperawatan. Dalam keperawatan terdapat beberapa model konsep
keperawatan berdasarkan pandangan ahli dalam bidang keperawatan, yang memiliki
keyakinan dan nilai yang mendasarinya, tujuan yang hendak dicapai serta
pengetahuan dan ketrampilan yang ada.
Pandangan
model konsep dan teori ini adalah gambaran dari pelayanan keperawatan yang akan
diberikan dalam memenuhi kebutuhan dasar manusia berdasarkan lingku pekerjaa
dengan arah yang jelas dalam pelayanan keperawatan.
B. Tujuan
1.
Memahami Model Konsep dan Teori
Keperawatan Florence Nigtingale
2.
Memahami Model Konsep dan Teori
Keperawatan Marta E. Rogers
3.
Memahami Model Konsep dan Teori
Keperawatan Faye Abdellah
4.
Memahami Model Konsep dan Teori
Keperawatan Myra Levine
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Model
Konsep dan Teori Keperawatan Florence Nightingale
Inti konsep Florence Nightingale, pasien
dipandang dalam kontek lingkungan secara keseluruhan, terdiri dari lingkungan
fisik, lingkungan psikologis daan lingkungan sosial.
1. Lingkungan fisik (physical enviroment)
Merupakan lingkungan dasar/alami yang berhubungan dengan ventilasi dan udara. Faktor tersebut mempunyai efek terhadap lingkungan fisik yang bersih yang selalu akan mempengaruhi pasien dimanapun dia berada,tempat tidur pasien harus bersih, ruangan hangat, udara bersih, tidak lembab, bebas dari bau-bauan. Lingkungan dibuat sedemikian rupa sehingga memudahkan perawatan baik bagi orang lain maupun dirinya sendiri. Luas, tinggi penempatan tempat tidur harus memberikan memberikan keleluasaan pasien untuk beraktifitas. Tempat tidur harus mendapatkan penerangan yang cukup, jauh dari kebisingan dan bau limbah. Posisi pasien ditempat tidur harus diatur sedemikian rupa supaya mendapat ventilasi.
1. Lingkungan fisik (physical enviroment)
Merupakan lingkungan dasar/alami yang berhubungan dengan ventilasi dan udara. Faktor tersebut mempunyai efek terhadap lingkungan fisik yang bersih yang selalu akan mempengaruhi pasien dimanapun dia berada,tempat tidur pasien harus bersih, ruangan hangat, udara bersih, tidak lembab, bebas dari bau-bauan. Lingkungan dibuat sedemikian rupa sehingga memudahkan perawatan baik bagi orang lain maupun dirinya sendiri. Luas, tinggi penempatan tempat tidur harus memberikan memberikan keleluasaan pasien untuk beraktifitas. Tempat tidur harus mendapatkan penerangan yang cukup, jauh dari kebisingan dan bau limbah. Posisi pasien ditempat tidur harus diatur sedemikian rupa supaya mendapat ventilasi.
2. Lingkungan psikologi (psychologi enviroment)
F. Nightingale melihat bahwa kondisi lingkungan yang negatif dapat menyebabkan stress fsiik dan berpengaruh buruk terhadap emosi pasien. Oleh karena itu ditekankan kepada pasien menjaga rangsangan fisiknya. Mendapatkan sinar matahari, makanan yang menarik dan aktivitas manual dapat merangsanag semua faktor untuk membantu pasien dalam mempertahankan emosinya.Komunikasi dengan pasien dipandang dalam suatu konteks lingkungan secara menyeluruh, komunikasi jangan dilakukan secara terburu-buru atau terputus-putus. Komunikasi tentang pasien yang dilakukan dokter dan keluarganya sebaiknya dilakukan dilingkungan pasien dan kurang baik bila dilakukan diluar lingkungan pasien atau jauh dari pendengaran pasien. Tidak boleh memberikan harapan yang terlalu muluk, menasehati yang berlebihan tentang kondisi penyakitnya.
F. Nightingale melihat bahwa kondisi lingkungan yang negatif dapat menyebabkan stress fsiik dan berpengaruh buruk terhadap emosi pasien. Oleh karena itu ditekankan kepada pasien menjaga rangsangan fisiknya. Mendapatkan sinar matahari, makanan yang menarik dan aktivitas manual dapat merangsanag semua faktor untuk membantu pasien dalam mempertahankan emosinya.Komunikasi dengan pasien dipandang dalam suatu konteks lingkungan secara menyeluruh, komunikasi jangan dilakukan secara terburu-buru atau terputus-putus. Komunikasi tentang pasien yang dilakukan dokter dan keluarganya sebaiknya dilakukan dilingkungan pasien dan kurang baik bila dilakukan diluar lingkungan pasien atau jauh dari pendengaran pasien. Tidak boleh memberikan harapan yang terlalu muluk, menasehati yang berlebihan tentang kondisi penyakitnya.
3. Lingkungan sosial (social environment)
Observasi dari lingkungan sosial terutama huhbungan yang spesifik, kumpulan data-data yang spesifik dihubungkan dengan keadaan penyakit, sangat penting untuk pencegahan penyakit. Dengan demikian setiap perawat harus menggunakan kemampuan observasi dalam hubungan dengan kasus-kasus secara spesifik lebih dari sekedar data-data yang ditunjukkan pasien pada umumnya.
Observasi dari lingkungan sosial terutama huhbungan yang spesifik, kumpulan data-data yang spesifik dihubungkan dengan keadaan penyakit, sangat penting untuk pencegahan penyakit. Dengan demikian setiap perawat harus menggunakan kemampuan observasi dalam hubungan dengan kasus-kasus secara spesifik lebih dari sekedar data-data yang ditunjukkan pasien pada umumnya.
Model konsep Florence Nigtingale
memposisikan lingkungan adalah sebagai focus asuhan keperawatan, dan perawat
tidak perlu memahami seluruh proses penyakit model konsep ini dalam upaya
memisahkan antara profesi keperawatan dan kedokteran. Orientasi pemberian
asuhan keperawatan/tindakan keperawatan lebih di orientasikan pada yang
adequate, dengan dimulai dari pengumpulan data dibandingkan dengan tindakan
pengobatan semata, upaya teori tersebut dalam rangka perawat mampu menjalankan
praktik keperawatan mandiri tanpa tergantung dengan profesi lain.
Model konsep ini memberikan
inspinisi dalam perkembangan praktik keperawatan, sehingga akhirnya
dikembangkan secara luas, paradigma perawat dalam tindakan keperawatan hanya
memberikan kebersihan lingkungan adalah kurang benar, akan tetapi lingkungan
dapat mempengaruhi proses perawatan pada pasien, sehingga perlu diperhatikan.
B.
Model
Konsep dan Teori Keperawatan Marta E. Rogers
Model konsep dan teori keperawatan menurut Martha E. Rogers
dikenal dengan nama konsep manusia sebagai unit. Dalam memahami konsep model
dan teori ini, Martha berasumsi bahwa manusia merupakan satu kesatuan yang
utuh, yang memiliki sifat dan karakter yang berbeda-beda. Dalam proses
kehidupan manusia yang dinamis, manusia selalu berinteraksi dengan lingkungan
yang saling mempengaruhi dan dipengaruhi, serta dalam proses kehidupan manusia
setiap individu akan berbeda satu dengan yang lain dan manusia diciptakan
dengan karakteristik dan keunikan tersendiri.
Asumsi tersebut didasarkan pada
kekuatan yang berkembang secara alamiah yaitu keutuhan manusia dan lingkungan,
kemudian system ketersediaan sebagai satu kesatuan yang utuh serta proses
kehidupan manusia berdasarkan konsep homeodinamik yang terdiri dari :
a.Integritas : Individu sebagai satu kesatuan dengan lingkungan
yang tidak dapat dipisahkan dan saling mempengaruhi satu dengan yang lain.
b.Resonansi : Proses kehidupan antara individu dengan
lingkungan berlangsung dengan berirama dengan frekuensi yang bervariasi.
c.Helicy : terjadinya proses interaksi antara
manusia dengan lingkungan akan terjadi perubahan baik perlahan-lahan maupun
berlangsung dengan cepat.
C.
Model
Konsep dan Teori Keperawatan Faye Abdellah
Model konsep Faye Abdellah difokuskan dalam pemberian asuhan
keperawatan bagi manusia pada intinya adalah memberikan kebutuhan secara fisik,
emosi, intelektual, social, spiritual bagi para pasien maupun keluarga.
Sehingga perawat perlu pendekatan dengan hubungan interpersonal, psikologi ,
petumbuhan dan perkembangan manusia, komunikasi dan sosiologi. Perawat dapat
secara umum merumuskan kebutuhan manusia dalam empat kategori diantaranya
kenyamanan, kebersihan dan keamanan, keseimbangan fisiologi. Dari empat
kebutuhan tersebut dikembangkan menjadi 21 kebutuhan atau masalah keperawatan
diantaranya :
1.
Mempertahankan kebersihan dan
kenyamanan fisik
2.
Mempertahankan aktifitas, latihan
fisik dan tidur yang optimal
3.
Mencegah kecelakaan, cedera atau
trauma lain serta adanya infeksi
4.
Mempertahankan mekanika tubuh
5.
Memfasilitasi masukan oksigen ke
seluruh sel tubuh
6.
Mempertahankan nutrisi
7.
Mempertahankan eliminasi
8.
Mempertahankan keseimbangan cairan
dan elektrolit
9.
Mengenali respons fisiologis tubuh
terhadap kondisi penyakit baik patologis maupun fisiologis
10.
Mempertahankan mekanisme dan fungsi
regulasi
11.
Mempertahankan fungsi sensorik
12.
Mengidentifikasi dan menerima
eksperasi, perasaan, reaksi positif dan negative
13.
Mengidentifikasi dan menerima adanya
hubungan timbal balik antara emosi dan penyakit organic
14.
Mempertahankan komunikasi verbal dan
nonverbal
15.
Memfasilitasi perkembangan hubungan
interpersonal
16.
Memfasilitasi pencapaian tujuan
spiritual personal yang progesif
17.
Menghasilkan/mempertahankan
lingkungan yang terapeutik
18.
Memfasilitasi kesadaran diri sebagai
individu yang memiliki kebutuhan fisik, emosi, perkembangan yang berbeda.
19.
Menerima tujuan optimal yang dapat
dicapai sehubungan dengan keterbatasan fisik dan emosi
20.
Menggunakan sumber di komunitas
sebagai sumber bantuan dalam mengatasi masalah yang muncul dari penyakit
21.
Memahai peran dan masalah social
sebagai factor yang mempengaruhi dalam munculnya penyakit.
D.
Model
Konsep dan Teori Keperawatan Myra Levine
Model konsep Myra Levine memandang
klien sebagai makhluk hidup terintegrasi yang saling berinteraksi dan
beradaptasi terhadap lingkungannya. Dan intervensi keperawatan adalah suatu
aktivitas konservasi dan konservasi energi adalah bagian yang menjadi
pertimbangan. Kemudian sehat menurut Levine itu dilihat dari sudut pandang
konservasi energi, sedangkan dalam keperawatan terdapat empat konservasi di
antaranya energi klien, struktur integritas, integritas personal dan integritas
social, sehingga pendekatan asuhan keperawatan ditunjukkan pada pengguanaan
sumber-sumber kekuatan klien secara optimal.
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Florence merupakan salah satu
pendiri yang meletakkan dasar-dasar teori keperawatan yang melalui filosofi
keperawatan yaitu dengan mengidentifikasi peran perawat dalam menemukan
kebutuhan dasar manusia pada klien serta pentingnya pengaruh lingkungan di
dalam perawatan orang sakit yang dikenal teori lingkungannya.
Model konsep dan teori keperawatan
menurut Martha E. Rogers dikenal dengan nama konsep manusia sebagai unit
Asumsi tersebut didasarkan pada
kekuatan yang berkembang secara alamiah yaitu keutuhan manusia dan lingkungan,
kemudian system ketersediaan sebagai satu kesatuan yang utuh serta proses
kehidupan manusia berdasarkan konsep homeodinamik yang terdiri dari
:Integritas,Resonansi,Helicy.
Model konsep Faye Abdellah
difokuskan dalam pemberian asuhan keperawatan bagi manusia pada intinya adalah
memberikan kebutuhan secara fisik, emosi, intelektual, social, spiritual bagi
para pasien maupun keluarga.
Model konsep Myra Levine memandang
klien sebagai makhluk hidup terintegrasi yang saling berinteraksi dan
beradaptasi terhadap lingkungannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar