Kamis, 19 September 2013

IKD 2 (Ilmu Keperawatan Dasar 2) : Model dan Konsep Teori Keperawatan

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Tenaga keperawatan secara keseluruhan jumlahnya mendominasi tenaga kesehatan yang ada, dimana keperawatan memberikan konstribusi yang unik terhadap bentuk pelayanan kesehatan. Keperawatan sebagai suatu profesi menekankan kepada bentuk pelayanan professional yang sesuai dengan standart dengan memperhatikan kaidah etik dan moral sehingga pelayanan yang diberikan dapat diterima oleh masyarakat dengan baik.
Dengan  adanya teori keperawatan,membantu para perawat untuk memahami berbagai jenis pengetahuan dalam penyelesaian dan pelanan keperawatan. Dalam keperawatan terdapat beberapa model konsep keperawatan berdasarkan pandangan ahli dalam bidang keperawatan, yang memiliki keyakinan dan nilai yang mendasarinya, tujuan yang hendak dicapai serta pengetahuan dan ketrampilan yang ada.
Pandangan model konsep dan teori ini adalah gambaran dari pelayanan keperawatan yang akan diberikan dalam memenuhi kebutuhan dasar manusia berdasarkan lingku pekerjaa dengan arah yang jelas dalam pelayanan keperawatan.
B.     Tujuan
1.        Memahami Model Konsep dan Teori Keperawatan Florence Nigtingale
2.        Memahami Model Konsep dan Teori Keperawatan Marta E. Rogers
3.        Memahami Model Konsep dan Teori Keperawatan Faye Abdellah
4.        Memahami Model Konsep dan Teori Keperawatan Myra Levine






















BAB II
PEMBAHASAN


A.           Model Konsep dan Teori Keperawatan Florence Nightingale
Inti konsep Florence Nightingale, pasien dipandang dalam kontek lingkungan secara keseluruhan, terdiri dari lingkungan fisik, lingkungan psikologis daan lingkungan sosial.
1. Lingkungan fisik (physical enviroment)
Merupakan lingkungan dasar/alami yang berhubungan dengan ventilasi dan udara. Faktor tersebut mempunyai efek terhadap lingkungan fisik yang bersih yang selalu akan mempengaruhi pasien dimanapun dia berada,tempat tidur pasien harus bersih, ruangan hangat, udara bersih, tidak lembab, bebas dari bau-bauan. Lingkungan dibuat sedemikian rupa sehingga memudahkan perawatan baik bagi orang lain maupun dirinya sendiri. Luas, tinggi penempatan tempat tidur harus memberikan memberikan keleluasaan pasien untuk beraktifitas. Tempat tidur harus mendapatkan penerangan yang cukup, jauh dari kebisingan dan bau limbah. Posisi pasien ditempat tidur harus diatur sedemikian rupa supaya mendapat ventilasi.
2. Lingkungan psikologi (psychologi enviroment)
F. Nightingale melihat bahwa kondisi lingkungan yang negatif dapat menyebabkan stress fsiik dan berpengaruh buruk terhadap emosi pasien. Oleh karena itu ditekankan kepada pasien menjaga rangsangan fisiknya. Mendapatkan sinar matahari, makanan yang menarik dan aktivitas manual dapat merangsanag semua faktor untuk membantu pasien dalam mempertahankan emosinya.Komunikasi dengan pasien dipandang dalam suatu konteks lingkungan secara menyeluruh, komunikasi jangan dilakukan secara terburu-buru atau terputus-putus. Komunikasi tentang pasien yang dilakukan dokter dan keluarganya sebaiknya dilakukan dilingkungan pasien dan kurang baik bila dilakukan diluar lingkungan pasien atau jauh dari pendengaran pasien. Tidak boleh memberikan harapan yang terlalu muluk, menasehati yang berlebihan tentang kondisi penyakitnya.
3. Lingkungan sosial (social environment)
Observasi dari lingkungan sosial terutama huhbungan yang spesifik, kumpulan data-data yang spesifik dihubungkan dengan keadaan penyakit, sangat penting untuk pencegahan penyakit. Dengan demikian setiap perawat harus menggunakan kemampuan observasi dalam hubungan dengan kasus-kasus secara spesifik lebih dari sekedar data-data yang ditunjukkan pasien pada umumnya.
Model konsep Florence Nigtingale memposisikan lingkungan adalah sebagai focus asuhan keperawatan, dan perawat tidak perlu memahami seluruh proses penyakit model konsep ini dalam upaya memisahkan antara profesi keperawatan dan kedokteran.  Orientasi pemberian asuhan keperawatan/tindakan keperawatan lebih di orientasikan pada yang adequate, dengan dimulai dari pengumpulan data dibandingkan dengan tindakan pengobatan semata, upaya teori tersebut dalam rangka perawat mampu menjalankan praktik keperawatan mandiri tanpa tergantung dengan profesi lain.
 Model konsep ini memberikan inspinisi dalam perkembangan praktik keperawatan, sehingga akhirnya dikembangkan secara luas, paradigma perawat dalam tindakan keperawatan hanya memberikan kebersihan lingkungan adalah kurang benar, akan tetapi lingkungan dapat mempengaruhi proses perawatan pada pasien, sehingga perlu diperhatikan.

B.            Model Konsep dan Teori Keperawatan Marta E. Rogers
Model konsep dan teori keperawatan menurut Martha E. Rogers dikenal dengan nama konsep manusia sebagai unit. Dalam memahami konsep model dan teori ini, Martha berasumsi bahwa manusia merupakan satu kesatuan yang utuh, yang memiliki sifat dan karakter yang berbeda-beda. Dalam proses kehidupan manusia yang dinamis, manusia selalu berinteraksi dengan lingkungan yang saling mempengaruhi dan dipengaruhi, serta dalam proses kehidupan manusia setiap individu akan berbeda satu dengan yang lain dan manusia diciptakan dengan karakteristik dan keunikan tersendiri.
Asumsi tersebut didasarkan pada kekuatan yang berkembang secara alamiah yaitu keutuhan manusia dan lingkungan, kemudian system ketersediaan sebagai satu kesatuan yang utuh serta proses kehidupan manusia berdasarkan konsep homeodinamik yang terdiri dari :
a.Integritas : Individu sebagai satu kesatuan dengan lingkungan yang tidak dapat dipisahkan dan saling mempengaruhi satu dengan yang lain.
b.Resonansi : Proses kehidupan antara individu dengan lingkungan berlangsung dengan berirama dengan frekuensi yang bervariasi.
c.Helicy  :  terjadinya proses interaksi antara manusia dengan lingkungan akan terjadi perubahan baik perlahan-lahan maupun berlangsung dengan cepat.

C.           Model Konsep dan Teori Keperawatan Faye Abdellah
 Model konsep Faye Abdellah difokuskan dalam pemberian asuhan keperawatan bagi manusia pada intinya adalah memberikan kebutuhan secara fisik, emosi, intelektual, social, spiritual bagi para pasien maupun keluarga. Sehingga perawat perlu pendekatan dengan hubungan interpersonal, psikologi , petumbuhan dan perkembangan manusia, komunikasi dan sosiologi. Perawat dapat secara umum merumuskan kebutuhan manusia dalam empat kategori diantaranya kenyamanan, kebersihan dan keamanan, keseimbangan fisiologi. Dari empat kebutuhan tersebut dikembangkan menjadi 21 kebutuhan atau masalah keperawatan diantaranya :
1.        Mempertahankan kebersihan dan kenyamanan fisik
2.        Mempertahankan aktifitas, latihan fisik dan tidur yang optimal
3.        Mencegah kecelakaan, cedera atau trauma lain serta adanya infeksi
4.        Mempertahankan mekanika tubuh
5.        Memfasilitasi masukan oksigen ke seluruh sel tubuh
6.        Mempertahankan nutrisi
7.        Mempertahankan eliminasi
8.        Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit
9.        Mengenali respons fisiologis tubuh terhadap kondisi penyakit baik patologis maupun fisiologis
10.    Mempertahankan mekanisme dan fungsi regulasi
11.    Mempertahankan fungsi sensorik
12.    Mengidentifikasi dan menerima eksperasi, perasaan, reaksi positif dan negative
13.    Mengidentifikasi dan menerima adanya hubungan timbal balik antara emosi dan penyakit organic
14.    Mempertahankan komunikasi verbal dan nonverbal
15.    Memfasilitasi perkembangan hubungan interpersonal
16.    Memfasilitasi pencapaian tujuan spiritual personal yang progesif
17.    Menghasilkan/mempertahankan lingkungan yang terapeutik
18.    Memfasilitasi kesadaran diri sebagai individu yang memiliki kebutuhan fisik, emosi, perkembangan yang berbeda.
19.    Menerima tujuan optimal yang dapat dicapai sehubungan dengan keterbatasan fisik dan emosi
20.    Menggunakan sumber di komunitas sebagai sumber bantuan dalam mengatasi masalah yang muncul dari penyakit
21.    Memahai peran dan masalah social sebagai factor yang mempengaruhi dalam munculnya penyakit.

D.           Model Konsep dan Teori Keperawatan Myra Levine
Model konsep Myra Levine memandang klien sebagai makhluk hidup terintegrasi yang saling berinteraksi dan beradaptasi terhadap lingkungannya. Dan intervensi keperawatan adalah suatu aktivitas konservasi dan konservasi energi adalah bagian yang menjadi pertimbangan. Kemudian sehat menurut Levine itu dilihat dari sudut pandang konservasi energi, sedangkan dalam keperawatan terdapat empat konservasi di antaranya energi klien, struktur integritas, integritas personal dan integritas social, sehingga pendekatan asuhan keperawatan ditunjukkan pada pengguanaan sumber-sumber kekuatan klien secara optimal.













PENUTUP

A.           KESIMPULAN
Florence merupakan salah satu pendiri yang meletakkan dasar-dasar teori keperawatan yang melalui filosofi keperawatan yaitu dengan mengidentifikasi peran perawat dalam menemukan kebutuhan dasar manusia pada klien serta pentingnya pengaruh lingkungan di dalam perawatan orang sakit yang dikenal teori lingkungannya. 
Model konsep dan teori keperawatan menurut Martha E. Rogers dikenal dengan nama konsep manusia sebagai unit
Asumsi tersebut didasarkan pada kekuatan yang berkembang secara alamiah yaitu keutuhan manusia dan lingkungan, kemudian system ketersediaan sebagai satu kesatuan yang utuh serta proses kehidupan manusia berdasarkan konsep homeodinamik yang terdiri dari :Integritas,Resonansi,Helicy.
Model konsep Faye Abdellah difokuskan dalam pemberian asuhan keperawatan bagi manusia pada intinya adalah memberikan kebutuhan secara fisik, emosi, intelektual, social, spiritual bagi para pasien maupun keluarga.
Model konsep Myra Levine memandang klien sebagai makhluk hidup terintegrasi yang saling berinteraksi dan beradaptasi terhadap lingkungannya.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar